Tidur merupakan kebutuhan semua manusia, termasuk anak-anak. Anak-anak yang kurang tidur bukan hanya berisiko bangun dalam keadaan uring-uringan, namun juga berpotensi menyebabkan gangguan perkembangan otak. Apa saja bahaya pada anak-anak jika mereka kurang tidur dan berapa banyak tidur yang dibutuhkan anak-anak? Simak dalam ulasan berikut.
Hubungan Antara Tidur dengan Perkembangan Otak Anak
Tidur bukan hanya sekadar memejamkan mata untuk mengisi energi. Saat tidur, banyak proses biologi yang terjadi pada tubuh kita, di antaranya:
- Otak menyimpan informasi baru dan membuang zat-zat beracun.
- Sel-sel saraf berkomunikasi dan mengatur ulang diri untuk mendukung fungsi otak yang sehat.
- Tubuh memperbaiki sel-sel, memulihkan energi, dan melepaskan molekul-molekul seperti hormon dan protein.
Kebiasaan tidur atau tidur larut malam dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan pada anak, di antaranya menurunkan sistem pertahanan tubuh, menurunkan kemampuan belajar, dan meningkatkan risiko obesitas.
Dalam kaitannya dengan perkembangan otak, anak-anak yang kurang tidur atau tidur larut malam berisiko mengalami gangguan perilaku dan kemampuan kognitif seperti:
- Lebih lambat mengingat materi
- Otak sulit fokus
- Mengganggu pembentukan dan mengingat kembali memori jangka panjang
- Mudah teralihkan perhatiannya
- Lebih banyak membuat kesalahan atau bersikap ceroboh dan tidak teliti
- Sulit fokus pada tugas dan ujian di kelas
- Lebih mudah murung dan impulsif
- Lebih mudah stres dan depresi, serta berperilaku agresif
- Mudah marah sehingga berisiko meningkatkan risiko kenakalan remaja
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang kurang tidur, atau tidur kurang dari 9 jam per malam memiliki lebih sedikit materi abu-abu (grey matter) atau lebih kecil di area otak tertentu yang bertanggung jawab mengatur fokus, ingatan, dan pengendalian konflik. Dalam penelitian tersebut perbedaan ini bertahan setelah 2 tahun. Artinya, kebiasaan ini berpotensi menimbulkan bahaya jangka panjang bagi perkembangan kesehatan anak.
Baca Juga: Pentingnya Mendapatkan Deep Sleep di Setiap Tidur Malam
Durasi Tidur Ideal Anak-Anak Sesuai Usianya
Untuk mengurangi risiko anak kurang tidur, sebaiknya orang tua mengupayakan agar anak-anak dapat mencukupi kebutuhan tidurnya sejak kecil. Durasi tidur yang dibutuhkan anak-anak dapat bervariasi tergantung usia. Meskipun kebutuhan tidur masing-masing anak berbeda-beda tergantung aktivitasnya, namun para ahli merekomendasikan durasi tidur ideal bagi anak sebagai berikut:
- Bayi (0–3 bulan): 14–17 jam
- Bayi (4–12 bulan: 12–16 jam
- Balita (1–2 tahun): 11–14 jam
- Anak prasekolah (3–5 tahun): 10–13 jam
- Anak usia sekolah (6–13 tahun): 9–12 jam
- Remaja (14–17 tahun): 8–10 jam
Baca Juga: Benarkah Paracetamol dapat Memicu Gagal Ginjal pada Anak?
Tips Membuat Anak Tidur Nyenyak
Tidur merupakan elemen penting dalam pertumbuhan anak. Orang tua sebaiknya memastikan anak-anak dapat tidur dengan cukup dan nyenyak, agar pertumbuhannya optimal.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mencukupi kebutuhan tidurnya antara lain:
Buat rutinitas tidur
Untuk anak-anak usia balita hingga prasekolah, Anda bisa mengatur jadwal tidur dan bangun yang sama setiap harinya. Sebelum tidur, pastikan anak dalam keadaan bersih, kenyang, dan merasa nyaman. Anda bisa memulai waktu tidur dengan membacakan dongeng, mengobrol, mendengarkan musik, membaca, dan mematikan lampu.
Begitu juga saat bangun tidur, bangunkan anak-anak di jam yang sama setiap harinya termasuk saat akhir pekan untuk membangun kebiasaan positif.
Batasi tidur siang terlalu lama
Bagi anak-anak di atas usia 3-5 tahun, sebaiknya batasi waktu tidur siang atau tidak berlebihan agar tidak membuat anak terbangun atau kesulitan tidur di malam hari.
Buat suasana kamar nyaman
Agar anak-anak tidur nyenyak, pastikan sprei kamar tidur bersih, suasana kamar rapi dan bersih, serta memiliki pencahayaan yang baik. Para ahli menganjurkan tidur dengan lampu dipadamkan agar istirahat lebih optimal.
Perhatikan makanan dan minuman di malam hari
Makan terlalu banyak di jam makan malam dan mengonsumsi kafein membuat anak sulit tidur. Sebaiknya batasi porsi makan anak secukupnya di malam hari dan hindari minum minuman berkafein seperti kopi, teh, minuman energi, atau soda, sebelum tidur.
Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, Anda bisa berkonsultasi ke dokter anak atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store dan Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic. (2024). How Much Sleep Kids Need: Recommended Hours by Age. Available from: https://health.clevelandclinic.org/recommended-amount-of-sleep-for-children
Raising Children. How to Sleep Better: 10 Tips for Children and Teenagers. Available from: https://raisingchildren.net.au/toddlers/sleep/better-sleep-settling/sleep-better-tips
Kids Health. Kids and Sleep. Available from: https://kidshealth.org/en/parents/sleep.html#
Contie, V. Children’s sleep linked to brain development. Available from: https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/children-s-sleep-linked-brain-development
News in Health. Kids’ Sleep Linked to Bran Health. Available from: https://newsinhealth.nih.gov/2022/10/kids-sleep-linked-brain-health
Gellener, C. (2023). Three Health Risks When Kids Don’t Get Enough Quality Sleep. Available from: https://healthcare.utah.edu/the-scope/kids-zone/all/2023/09/three-health-risks-when-kids-dont-get-enough-quality-sleep
Yang, F. N., Xie, W., & Wang, Z. (2022). Effects of sleep duration on neurocognitive development in early adolescents in the USA: a propensity score matched, longitudinal, observational study. The Lancet. Child & adolescent health, 6(10), 705–712. https://doi.org/10.1016/S2352-4642(22)00188-2